Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

Jumat, 04 Februari 2011

Cara Belajar Pemrograman

" Pemrograman " adalah suatu kata yang terkadang membawa kita ketingkat imajenasi dan pemikiran yang tinggi. Semua itu karena kejlimetan dan kesulitan didalamnya namun akan terasa puas bila kita bisa mengakhiri peng"coding"an dengan berhasil . Ada metode cepat menguasai bahasa pemrograman, yaitu :

1. Pertama kali dan yang terpenting adalah Anda harus KONSENTRASI. anda harus konsentrasi pada tujuan anda dalam mempelajari program. Apa sih program? Untuk apa sih saya membuat program? Itu adalah pertanyaan yang harus anda cari jawabannya. Tapi ada 2 buah hal pokok jawaban dari pertanyaan ini. Anda harus memberikan jawaban dengan mencari literatur di internet sebagai bahan bakar dan anda harus meresapi arti dari program kedalam otak anda.
2. Sebenarnya, dalam bahasa apapun yang ingin anda kuasai, percayalah, pasti ada hal terpenting dari hal penting dalam bahasa itu. Hal terpenting itulah yang harus anda garis bawahi, itulah yang harus anda pelajari. Dan setelah anda mengetahui hal terpenting itu maka carilah buku yang menjelaskan tuntas tentang itu.
3. Apa sih “hal terpenting” dalam bahasa pemrograman itu? Jawabnya: anda harus mempelajari Struktur Bahasa, Sintak Dasar (cara pengetikan bahasa program), Tipe Data, dan Cara Membuat Prosedur / Fungsi. Sedikit bukan?
4. “Loh bagaimana dengan yang hal penting lainnya?”, jawabnya: Anda harus tahu bahwa pemrograman juga hampir sama dengan kebutuhan manusia, ada kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier. Nah, pada point 3 tadi adalah kebutuhan primernya. Jadi, kalau anda ingin lebih kaya pengetahuan akan bahasa pemrograman tersebut, silakan anda memperluasnya dengan kebutuhan Sekunder dan Tersier melalui literatur, tutorial dan buku yang banyak beredar.
5. Dan terakhir adalah, PRAKTEK. Karena tidak mungkin semua yang ada dimuka bumi ini muncul dengan sendirinya, pasti ada yang membuatnya begitu juga program. Ada pepatah “tak ada kerja tak ada produk“.
6. Produktif,inovatif dan Kreatif lah dalam segala hal di kehidupan…
7. Semoga bermanfaat ... ^_^

Jumat, 07 Januari 2011

Apa Itu Cloud Computing / Komputasi Awan?

Cloud Computing

Komputasi Awan

Cloud computing atau komputasi awan merupakan definisi untuk teknologi komputasi grid (grid computing) yang digunakan pada pertengahan hingga akhir 1990-an. Jargon komputasi awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk memindahkan layanan yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer lokal lagi.

Email yang tersedia dalam bentuk web mail merupakan contoh yang sangat kecil dari teknologi cloud computing. Dengan menggunakan layanan email seperti Gmail dan Yahoo Mail, orang tidak perlu lagi menggunakan Outlook atau aplikasi desktop lainnya untuk email mereka. Membaca email dengan browser memungkinkan dilakukan di mana saja sepanjang ada koneksi internet.

Pada tahun 2007, layanan lain termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi telah dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google menyediakan pengolah kata, spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi yang awan dan terintegrasi dengan Gmail dan Google Calendar, menyediakan lingkungan kantor di web (atau di awan). Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen dengan mengalihkan program-program ke awan untuk membuatnya lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh pengguna komputer dan Internet. Perangkat lunak sebagai layanan (istilah Microsoft untuk komputasi awan) adalah barang yang sangat baru bagi kebanyakan orang di Microsoft.

Cloud computing saat ini sangat populer, selain dari pemain besar software seperti Microsoft dan Google, perusahaan lain bermunculan hanya untuk menyediakan layanan berbasis awan sebagai pengganti atau penyempurnaan aplikasi pada PC hari ini. Beberapa dari perusahaan tersebut adalah Zoho.com, sebuah office suite online, Evernote.com, merupakan sebuah situs yang ditujukan untuk catatan online , dan RememberTheMilk.com, manajemen tugas online.

Teknologi komputasi dan teknik pemrograman baru atau teknik pengembangan berubah dengan cepat, tujuan dalam komputasi awan nampaknya akan membuat teknologi menjadi sangat mudah dimata user dan menjadikannya sesederhana mungkin. Pengembangan berbasis internet sangat pesat saat ini dengan boomingnya blogging dan microblogging serta layanan jejaring sosial yang bertujuan untuk menemukan cara baru membantu individu dan bisnis untuk dapat berkomunikasi satu sama lain di arena komputasi awan

Jumat, 30 Oktober 2009

Michrophone Nirkabel

Wirelless microphone :Microphone nirkabel yakni microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM kecil yang terhubung kepada receivernya dalam satu sound system.Wired microphone : Microphone yang menggunakan koneksi kabelStudio microphone : Mic ini meskipun harganya murah tetapi Secara kualitas sangat diluar dugaan.Cocok sekali bagi anda yg baru atau mau memasuki dunia digital Recording dan membutuhkan Mic Condenser untuk Take Vocal.

Jumat, 09 Oktober 2009

Mengidentifikasi desain mikrofon

1. Handheld Mic
Microphone ini cara perekamannya sama seperti mic yang lain,namun mic handheld dirancang lebih besar.Ukuran mic ini sebesar genggaman tangan dan dipergunakan untuk keperluan lapangan pada saat peliputan interview,vox pop atau opini dsb.
Microphone handheld/genggaman karakteristiknya Dinamic microphone sifatnya meeredam suara desis, suara yang tajam untuk mengurangi gangguan suara utama yang direkam, jadi bukan menghilangkan suara-suara bising.

2. Personal Mic

Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm.


3. Shotgun Mic

Michrophone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti laras senapan karakteristiknya yang sering didapati Condercer Microphune. Sifatnya mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya tangkap mic. Shotgun directional lurus (satu arah).





4. Boundary Effect Microphone
Boundary mic itu microphone yang bentuknya pipih, biasa diletakkan di lantai untuk menangkap suara2 dialog di panggung. Orang Indonesia nyebutnya 'mic kodok', karena emang nongkrong kaya kodok.



Jumat, 02 Oktober 2009

Menata suara di studio TV

1. Mengidentifikasi berbagai jenis dan kualitas suara
2. Mengidentifikasi karakter mikropon
3. Menggunakan mikropon nirkabel
4. Membandingkan kualitas suara Stereo, Sorround dan Quadraphonic
5. Mengidentifikasi teknologi digital audio untuk TV
6. Mengoperasikan Audio Boards, Mixers dan Consoles

Sabtu, 09 Agustus 2008

1.1.Sejarah Penyiaran TV Indonesia

AWAL PERJALANAN ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA ATVLI

Hadir pertama sekali pada tahun 2002 dengan penuh perjuangan untuk dapat mempertahankan eksistensi televisi lokal, dengan inti perjuangan pada undang-undang No.32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, walaupun berat, namun pengesahan UU Penyiaran tersebut merupakan tonggak penting bagi eksistensi televisi lokal, karena merupakan payung hukum resmi dan demokratis bagi penyiaran di tanah air.

Harus diakui, perjuangan untuk eksis tidaklah mudah. Setelah UU penyiaran yang cukup demokratis, kini ATVLI harus dihadapkan dengan persoalan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyiaran yang berpotensi membatasi banyak hal di dunia penyiaran kita. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyiaran ini dalam realitanya sangat tidak sejalan dengan UU Penyiaran, yang seharusnya di pegang oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ), banyak terpangkas dengan kewenangan Pemerintah yang terlalu besar. Sehingga mengingatkan kita pada jaman orde baru yang serba mengikat dan tak mendapat kebebasan dari pemerintah.

Hal ini tentunya menjadi keprihatinan bersama. Televisi lokal merupakan salah satu kebanggaan masyarakat daerah, untuk itu sudah saatnya kita bersama-sama melahirkan solusi untuk mempertahankan kebanggaan masyarakat ini.

Televisi Lokal yang hadir dengan spirit otonomi daerah, sangat di rasakan dampak kehadirannya sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air. Berbagai daerah selama ini di sadari kurang optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan kearifan lokal yang berbeda-beda.

Paket tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, pariwisata, ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah.

DINAMIKA

Dalam perkembangannya, sejumlah televisi lokal pada tanggal 26 Juli 2002 mencoba untuk menyatukan visi dan misinya dalam sebuah wadah perhimpunan yang di namakan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah wadah tempat bernaungnya sejumlah stasiun televisi yang berdaya jangkau siar lokal (daya jangkau siaran maksimum dalam satu propinsi/kota).

Adapun televisi-televisi lokal tersebut adalah Bali TV, JTV-Surabaya, Riau TV, Lombok TV, TV Papua, Deli TV dan EMU TV-Maluku Utara. Di bantu oleh beberapa orang ahli di bidang komunikasi dan penyiaran, televisi-televisi lokal tersebutpun membawa komitmen bersama yakni televisi lokal sebagai wujud spirit otonomi daerah yang bermartabat untuk persatuan Indonesia. Dan Bali, saat ini merupakan daerah yang di pilih menjadi tempat pendeklarasian ATVLI.

Sedangkan Jakarta ditunjuk sebagai daerah tempat kantor perwakilan ATVLI, dimana operasional sehari-hari ATVLI dilakukan. Penunjukan Jakarta adalah karena lebih strategis dalam hal operasional koordinasi seluruh stasiun televisi anggotanya, disamping juga untuk lebih memudahkan sejumlah urusan ataupun birokrasi yang kebetulan banyak terletak di ibukota negara.

Tugas ATVLI adalah menjalankan program kerja ATVLI, yang antara lain intinya adalah di bidang advokasi media, membangun kemitraan dengan semua pihak, mensosialisasikan anggota baik untuk kepentingan bisnis maupun non bisnis, dan beberapa program yang tak kalah penting lainnya.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah proses hadirnya undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang penyiaran, yang merupakan payung hukum bagi kemerdekaan televisi
lokal.

Pembahasan yang cukup panjang selama kurang lebih tiga tahun, membuat undang-undang yang digodok dengan susah payah oleh pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat bersama dengan seluruh elemen masyarakat, ternyata membuahkan hasil yang baik. Salah satunya, pengakuan atas media penyiaran lokal dan komunitas yang tertuang dalam pasal di UU tersebut sehingga praktis menjadi nilai lebih dan merupakan sejarah baru bagi dunia penyiaran kita. Sehingga tak berlebihan rasanya jika pertumbuhan media yang cukup pesat dalam area reformasi saat ini menjadi pendamping utama masyarakat kita untuk mewujudkan proses demokratisasi yang sesungguhnya . Sebab, media merupakan salah satu pilar kekuatan republik ini. Dan televisi lokal pun menjadi salah satu unsur penegak pilar tersebut.

Untuk itu, karena terlahir dari rahim masyarakat, maka ATVLI melalui televisi-televisi lokal yang menjadi anggotanya-pun berupaya untuk selalu membangun bersama masyarakat, tak terkecuali hingga pelosok negeri ini. Dan mempertahan kan upaya membangun bersama masyarakat, termasuk kemitraan dengan semua pihak itulah yang menjadi komitmen ATVLI berikutnya. Sebab, jika tidak dengan kekuatan bersama masyarakat, mustahil televisi lokal dapat mengatasi segala rintangan dinamika jaman yang jelas-jelas telah menanti di depan mata. Namun, refleksi kehadiran televisi lokal di tengah masyarakat Indonesia yang menghormati pluralisme, menjadi penting dalam langkah ke depan.

Rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa juga menyertai dinamika Asosiasi Televisi Lokal Indonesia di usianya yang ke dua di tahun 2004, sejak dideklarasikan pada 26 Juli 2002 di Bali, banyak dinamika yang di alami oleh ATVLI. Hadir dengan spirit otonomi daerah untuk persatuan bangsa, tentunya harus senantiasa memegang teguh komitmen pemberdayaan untuk bangsa. Dari pertama kali lahir (2002) dengan beranggotakan 7 (tujuh ) stasiun televisi lokal, saat ini (2007) ATVLI telah memiliki anggota sebanyak 28 (dua puluh delapan) stasiun televisi lokal komersial, yang berada dari ujung barat hingga timur Indonesia. Stasiun-stasiun televisi swasta lokal tersebut adalah: Riau TV, Batam TV, SriJunjunganTV-Bengkalis, JAKTV-Jakarta, Jogja TV, TV Borobudur-Semarang, JTV-Surabaya, Bali TV, Lombok TV, Publik Khatulistiwa TV-Bontang, Gorontalo TV, Makassar TV, Terang Abadi TV-Surakarta, Bandung TV, O’ Channel-Jakarta, Space Toon TV Anak-Jakarta, Cahaya TV-Banten, Megaswara TV-Bogor, Cakra TV-Semarang, Cakra Buana Channel-Depok, Pal TV-Palembang, Kendari TV, Tarakan TV, Manajemen Qolbu TV-Bandung, Ratih TV-Kebumen, Ambon TV, Sriwijaya TV-Palembang dan Aceh TV.

Akhirnya, dalam segala keterbatasan yang ada ijinkan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi seluruh pihak terutama masyarakat, yang telah menjadi rahim atas lahirnya ATVLI. Marilah kita seluruhnya tanpa terkecuali untuk bersama-sama membangun kemitraan yang di landasi semangat maju bersama dan memperbaiki segala kekurangan bangsa ini. Rasa haru kami, disertai doa dari lubuk hati terdalam untuk senyum kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia di masa mendatang.


1.2.Prinsip Kerja Televisi

Bagaimanakah Televisi Bekerja?

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, juga membawa suara ?

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISI

Rangkaian Catu Daya (Power Supply)

Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Rangkaian Penala (tuner)

Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Rangkaian Detektor Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

Rangkaian Penguat Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)

Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Rangkaian Defleksi Sinkronisasi

Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Rangkaian Audio

Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.


JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI

Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.

Tipe Layar Televisi Plasma

Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.

Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor

Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.

Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.


1.3.Standar TV dunia dan HDTV

Era televisi analog pelan-pelan tergeser era televisi
digital. Dengan pemancaran multi media band lebar,
definisi perangkat hiburan rumah tangga akan berubah
secara drastis.

Setelah 50 tahun sistem transmisi televisi bertahan
menggunakan standar analog, di era digital ini hal tsb
dinilai sudah ketinggalan zaman. Memang di tahun-tahun
terakhir, mutu pemancaran televisi analog sudah
meningkat pesat. Apalagi dengan memanfaatkan saluran
kabel atau satelit yang membuat gambar di layar
televisi nampak lebih jernih. Akan tetapi, sejak tahun
1998 lalu para pengusaha pemancar televisi menyadari
ada kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus
meningkatkan mutu gambar siaran televisi jika tetap
menggunakan standar analog. Ketika itulah dicanangkan
perpindahan teknologi dari analog ke digital.

Akan tetapi, perpindahannya tentu saja tidak bisa
dilakukan secara revolusioner, sebab masih terdapat
ratusan juta pesawat televisi analog yang pada
prinsipnya tidak dapat menangkap siaran digital. Di
sisi lainnya, terdapat desakan kuat untuk segera
memanfaatkan sistem pemancaran digital, yang
kualitasnya jauh lebih unggul. Karena itulah, dalam
CeBIT tahun ini di Hannover (Jerman), selain
ditawarkan pesawat televisi digital juga ditawarkan
dekoder untuk menangkap siaran digital. Dengan dekoder
itu, siaran televisi digital kembali diubah menjadi
analog.

Di Jerman, kompromi teknologi inilah yang akan
dimanfaatkan, mengisi celah antara sistem pemancaran
digital dan penangkapan analog. Pertimbangannya, jika
tidak dimulai sekarang, dengan kompromi semacam itu
maka banyak yang akan ketinggalan teknologi. Karena
itu di Jerman awalnya akan diterapkan sistem
pemancaran sistem digital melalui satelit dan sistem
digital melalui kabel. Juga untuk menguji coba siaran
digital semacam itu, Jerman melakukannnya secara
bertahap. Mula-mula untuk wilayah ibukota Berlin dan
sekitarnya, kemudian bertahap di negara bagian
lainnya.

Batas kemampuan analog

Sebagai pengguna akhir tentu saja kita bertanya, apa
yang salah dengan sistem pemancaran analog? Bukankah
pesawat televisi semacam itu dapat menerima pemancaran
lewat kabel, satelit, bisa menampilkan gambar dari DVD
dan camcoders? Ternyata masalah utama dari pesawat
televisi analog adalah ketajaman gambarnya. Seperti
diketahui, ketajaman gambar pada televisi, tergantung
kerapatan titik gambar per-sentimeter persegi, yang
disebut pixel. Saat ini, pesawat televisi analog,
maksimal memiliki kerapatan gambar 512 kali 400 pixel.

Bandingkan dengan monitor komputer paling jelek
mutunya atau display handphone, yang memiliki
kerapatan gambar 640 kali 480 pixel. Sementara monitor
komputer yang mutunya bagus, memiliki kejernihan
gambar minimal 10 kali lipat dari televisi analog
terbaik. Kamera saku digital kini sudah merambah mutu
gambar antara empat sampai lima Mega-pixel. Bagi
mereka yang terbiasa menggunakan komputer dengan layar
monitor cukup baik, menonton televisi analog ibaratnya
melihat gambar-gambar yang baur dan tidak jernih. Di
kalangan pertelevisian, pesawat televisi analog
disebut memiliki format resolusi standar.

HDTV

Kini di pasaran sudah beredar pesawat televisi yang
tergolong memiliki format resolusi tinggi, yang
disebut HDTV. Kerapatan gambarnya antara satu sampai
dua Mega-pixel. Dengan pesawat televisi resolusi
tinggi-HDTV, pemirsa dapat menonton tayangan dengan
kualitas luar biasa dan gambar yang lebih realistis.
Tentu saja perangkat HDTV tanpa pemancaran digital,
tidak ada artinya. Percuma saja jika pesawat
televisinya tergolonng resolusi tinggi, tetapi
pemancarannya masih menggunakan sistem analog. Selain
itu kini semakin disadari keunggulan teknologi digital
dibanding analog. Misalnya saja dengan teknologi
pemampatan gambar menggunakan program MPEG-2 maka
jumlah paket siaran yang dapat dipancarkan dalam
sekali waktu, menjadi lebih banyak.

Sebetulnya pemancaran televisi digital di Jerman sudah
dimulai sejak tahun 1998, namun dalam bentuk pay-tv
yang tidak populer. Salah satu stasiun pemancaran
televisi digital di Jerman, Premiere misalnya nyaris
bangkrut karena kurangnya pelanggan. Kemajuan
teknologi memang tidak serta merta dapat diterima.

Sekarang ini, dengan gabungan pemancaran digital dan
dekoding analog diharapkan secara bertahap
teknologinya dapat memantapkan basis di masyarakat.
Dalam pekan raya komputer, teknologi informatika dan
telekomunikasi terbesar di dunia CeBBIT di Hannover,
terlihat para produsen peralatan elektronika
berlomba-lomba menawarkan televisi resolusi tinggi ?
HDTV yang dilengkapi penerima digital. Selain pabrik
yang sudah memiliki reputasi mantap, seperti Sony atau
Siemens, juga pemain baru seperti Samsung dan LG
menawarkan produknya yang boleh dibilang merupakan
lompatan teknologi. Samsung misalnya menawarkan
televisi plasma HDTV terbesar di dunia. Dengan gambar
yang amat jernih dan warna yang semakin cemerlang,
dipastikan para pelanggan akan pelan-pelan beralih ke
televisi teknologi digital.

Multi media home platform

Keuntungan lain dari perangkat televisi HDTV terbaru
adalah semuanya sudah dilengkapi perangkat penerima
sinyal digital, jadi dekoder tidak diperlukan lagi.
Siaran digital dapat diterima dengan mudah oleh
perangkat televisi generasi baru ini. Namun masih
terdapat kerugian jika menerima siaran televisi
digital langsung melalui antene. Sejauh ini, di Jerman
pemancaran langsung siaran digital yang disebut paket
standar, direncanakan hanya berisi antara 12 sampai 25
program siaran. Sementara melalui kabel, dapat
ditangkap sampai 80 program dan melalui satelit lebih
dari 100 program.

Kelebihan lain dari pemancaran televisi digital,
adalah terbukanya peluang untuk siaran interaktif.
Selain itu, surfing online nantinya juga dapat
dilakukan memanfaatkan perangkat televisi. Semua
kemungkinan ini terbuka, berkat proyek "digital video
broadcasting" ? DVB yang digagas sekitar 300
perusahaan broadcasting dan elektronika di Eropa.

Perangkat televisi digital, sebetulnya tidak lain dari
perangkat komputer. Karena itu seperti juga komputer,
televisi digital membutuhkan sistem operasional dan
software terapan. Proyek DVB kemudian mengembangkan
"multimedia home platform"-MHP, yang dijadikan standar
oleh institus standarisasi telekomunikasi Eropa-ETSI.

Dari namanya saja sudah terlihat bahwa basis dari
teknologi pemancaran televisi digital adalah
multimedia. Karena itu, kemungkinan yang ditawarkan
jauh melebihi dunia pertelevisian yang selama ini kita
kenal. Sejauh ini MHP mengandung tiga profil
pemancaran. Yang pertama adalah apa yang disebut
perluasan program TV dan televisi interaktif. Kemudian
profil berikutnya, yakni akses internet. Dan profil
ketiga, adalah pemancaran televisi digital melalui
perangkat handphone.

Di arena CeBIT, perusahaan pembuat handphone terkemuka
di dunia Nokia, juga sudah memperkenalkan prototip
handphone untuk menangkap siaran televisi. Dengan
pemancaran digital berspektrum lebar semacam itu, di
masa depan penawar jasa online melalui sistem
komputer, akan mendapat pasaran baru yakni penawaran
akses online melalui kanal televisi. Memang benar
motto CeBIT tahun 2004 ini, yakni di masa depan kita
akan menjual dan berbelanja dengan cara yang sangat
berbeda. Juga bekerja dan menikmati waktu senggang
akan sangat berbeda definisinya. Dengan pemancaran
televisi digital, ibaratnya gerbang ke masa depan itu
sudah dibuka.


1.4.Gelombang TV UHF dan VHF

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi

Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :

1. Daya pancar
2. Gain dan sistem antena pemancar
3. Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
4. Frequency saluran yang digunakan
5. Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
6. Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
7. Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima

B. Daya Pancar

Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

C. Gain Antena

Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.

D. Path Loss (redaman Ruang)

Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :

A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar

Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.

CCIR417.JPG

TelecomAus.JPG

Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :

1. Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
3. Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
6. Gant = Gain antena = 10dB
7. Po = power output pemancar

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200

Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db

Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW

Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :

Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500

Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db

Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW

Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :

1. Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
2. Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
3. Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
4. Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
5. Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
6. Gant = Gain antena = 10dB
7. Po = Power output pemancar

Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :

1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,
Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW

2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,
Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.

F. Biaya Investasi

Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.

Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :

VHF band I : saluran 2 dan 3
VHF band III : saluran 4 s/d 11
VHF band IV : saluran 21 s/d 37
VHF band V : saluran 38 s/d 70

Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :

1. Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
2. Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
3. Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
4. TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.

Kalo mau lebih jelas tentang ilmu pertelevisian bisa liat di www.tvconsulto.com